Insiden unik terjadi di Menara London yang melibatkan sekelompok demonstran pada Sabtu, 6 Desember 2025. Mereka dengan berani melempari etalase Mahkota Negara Kerajaan Inggris dengan puding dan kue remah apel, menciptakan momen yang mengundang perhatian media dan publik.
Polisi London segera turun tangan menjelang pukul 10.00 waktu setempat setelah laporan mengenai aksi tersebut. Kepolisian Metropolitan mengonfirmasi bahwa empat orang ditangkap karena diduga terlibat dalam perusakan, dan Jewel House ditutup untuk investigasi lebih lanjut.
Kelompok yang melakukan aksi ini, Take Back Power, mengklaim sebagai gerakan perlawanan sipil baru dengan pendekatan non-kekerasan. Dalam rekaman yang diunggah di akun Instagram mereka, terlihat demonstran menjatuhkan kue besar dari nampan foil ke arah kaca pelindung Mahkota Negara Kekaisaran.
Alasan Aksi Demonstrasi di Menara London
Para demonstran mengungkapkan bahwa mereka merasa demokrasi di Inggris sudah runtuh. Dengan seruan lantang, salah satu pengunjuk rasa mengekspresikan frustrasi mengenai kesenjangan yang semakin melebar di masyarakat.
Pengunjuk rasa lainnya menambahkan, “Kami datang untuk merebut kembali kekuasaan dari permata-permata bangsa.” Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai mengabaikan suara masyarakat.
Kelompok tersebut juga mendorong pembentukan majelis warga negara permanen atau Dewan Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menangani masalah kesenjangan kekayaan. Mereka percaya bahwa langkah tersebut akan memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi di Inggris.
Reaksi Pemerintah terhadap Insiden di Menara London
Menteri Kepolisian Sarah Jones menanggapi insiden ini dengan menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah “memalukan.” Ia menegaskan bahwa ada perbedaan antara hak untuk berdemonstrasi secara damai dengan tindakan yang melanggar hukum.
Komentar dari pihak berwenang ini menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi, dan berupaya menenangkan masyarakat di tengah ketegangan. Jones berjanji akan menyelidiki insiden ini dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai hukum.
Pemerintah juga menyadari dampak efek psikologis dari aksi-aksi semacam ini terhadap masyarakat luas. Kejadian ini mungkin akan memicu perdebatan lebih lanjut mengenai hak-hak sipil dan dampaknya terhadap stabilitas sosial.
Persepsi Publik terhadap Aksi Protes yang Dilakukan
Aksi yang dilakukan oleh Take Back Power mendapat respons beragam dari masyarakat. Sebagian pihak mendukung pilihan tersebut sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka. Namun, ada juga yang menganggap tindakan ini sudah melampaui batas.
Pandangan yang beragam ini mencerminkan kompleksitas isu yang dihadapi oleh Inggris saat ini. Ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial dan kesenjangan kekayaan menjadi topik hangat yang banyak dibicarakan.
Diskusi mengenai demokrasi dan hak-hak sipil juga meningkat, memperlihatkan bahwa banyak orang tidak hanya peduli pada konten aksi, tetapi juga tujuan di baliknya. Tentu saja, hal ini menjadi cikal bakal untuk menciptakan ruang dialog yang lebih baik di masa depan.




