Pada Desember 2025, Fajar Radhitya Kusuma mendapat pengalaman tak terlupakan ketika melakukan perjalanan dari Jakarta ke Sydney dengan Garuda Indonesia. Saat yang seharusnya menjadi momen bahagia untuk merayakan Natal dan Tahun Baru berubah menjadi serpihan ketegangan ketika pesawat mengalami turbulensi parah menjelang pendaratan.

Turbulensi yang terjadi di dekat Bandara Internasional Kingsford Smith membuat Fajar dan para penumpang lainnya ketakutan. “Guncangan terjadi begitu tiba-tiba ketika kami sudah mengencangkan sabuk pengaman menjelang landing,” ujar Fajar melalui pesan yang dikirim pada tanggal 27 Desember 2025.

Respon tubuhnya adalah panik dan cemas, seakan waktu terhenti sejenak saat pesawat mengalami penurunan ketinggian yang ekstrem. “Saya benar-benar bersiap mental untuk menghadapi segala kemungkinan yang terburuk,” katanya menjelaskan bagaimana perasaannya saat itu.

Beruntung, meskipun turbulensi berlanjut, intensitasnya tidak seburuk yang sebelumnya. Dalam unggahannya di Threads, Fajar menyebut bahwa akibat kejadian tersebut, ada beberapa kru kabin yang mengalami luka, meskipun kemudian informasi itu dibantah oleh pihak maskapai.

Fajar juga menjelaskan bagaimana penumpang baru menyadari adanya kejadian tersebut setelah pengumuman dari kokpit. “Kami diberitahu untuk tetap di tempat, karena akan ada tenaga medis yang masuk,” imbuhnya, memberikan gambaran betapa bingungnya situasi tersebut.

Pada Awal Liburan, Sebuah Kehidupan Terputus

Peristiwa yang dialami Fajar menyoroti betapa rentannya proses penerbangan. Saat penumpang bersiap untuk bersenang-senang bersama keluarga, mereka sering kali dihadapkan pada risiko yang tak terduga. Peristiwa turbulensi ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam perjalanan udara.

Selain itu, ketegangan yang dialami Fajar membuat kita bertanya, apa yang sebenarnya terjadi dalam penerbangan kita? Karena dalam situasi kritis seperti itu, informasi yang jelas dari kru kabin sangat penting untuk mengurangi kecemasan penumpang.

Komunikasi yang efektif antara awak pesawat dan penumpang tidak hanya penting untuk memberikan informasi tetapi juga untuk menjaga ketenangan. Ini yang tampaknya agak kurang dalam insiden ini, sehingga menambah rasa panik di dalam kabin.

Dari sudut pandang Fajar, situasi ini tidak hanya menjadi ujian fisik tetapi juga mental. Menghadapi atmosfer tidak menentu dalam pesawat cukup mengejutkan, dan mengharuskan penumpang untuk tetap tenang dalam keadaan darurat.

Berkaca dari pengalaman ini, penting bagi semua penumpang untuk mempersiapkan diri secara mental sebelum terbang. Mengetahui prosedur keselamatan serta harapan-harapan umum dalam penerbangan dapat menjadi alat yang baik untuk mengurangi rasa cemas saat menghadapi turbulensi mendatang.

Kepanikan dan Proses Pemulihan Mental

Setelah insiden turbulensi yang mengerikan, Fajar merasa perlu untuk merenungkan pengalamannya. “Ada keinginan untuk berbicara tentang hal ini, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain yang mungkin mengalami situasi serupa,” katanya. Pengalaman traumatik dapat memberikan dampak yang mendalam pada kesehatan mental.

Meskipun pesawat akhirnya mendarat dengan selamat, pengalaman itu meninggalkan bekas emosional yang tidak mudah hilang. Fajar menyoroti pentingnya dukungan psikologis bagi penumpang yang mengalami insiden serupa, karena ketakutan bisa berlangsung lebih lama daripada kejadian itu sendiri.

Usai landing, dia mengamati reaksi teman-teman penumpang lainnya yang juga masih terkejut. Mereka sama-sama berusaha beradaptasi dengan pengalaman baru mereka. Reaksi serupa sering kali tampak pada penumpang yang menghadapi turbulensi berat.

Momen-momen pasca-insiden seringkali dipenuhi dengan refleksi mendalam, di mana individu merenungkan arti keselamatan. Fajar menyadari bahwa meski sudah mendarat dengan selamat, pertanyaan tentang kekuatan mental dirinya akan terus ada.

Penting untuk memahami bahwa setiap individu dapat memiliki cara berbeda dalam menangani pengalaman traumatis. Adalah bijaksana untuk mencari dukungan jika diperlukan, baik dari teman, keluarga, maupun profesional.

Pentingnya Belajar dari Pengalaman dan Menyebarkan Kesadaran

Pengalamannya juga memunculkan kesadaran akan perlunya edukasi mengenai keselamatan penerbangan. Situasi yang tampaknya jarang terjadi ini bisa menjadi pembelajaran bagi banyak orang untuk lebih memahami dan menghargai prosedur keselamatan dalam penerbangan. Memahami bagaimana menghadapi situasi darurat adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap penumpang.

Pihak maskapai pun perlu lebih transparan mengenai prosedur keselamatan, terutama setelah kejadian tak terduga. Komunikasi yang jelas dan responsif dari pihak maskapai dapat mengurangi ketakutan di kalangan penumpang. Ini juga menjadi tanggung jawab mereka untuk memastikan kenyamanan penumpang.

Lebih dari itu, pengalaman seperti Fajar dapat menjadi inspirasi bagi penumpang lain untuk berbagi cerita mereka. Ini adalah cara untuk mengurangi stigma seputar ketakutan terbang, dan mendorong orang untuk berani berbicara tentang pengalaman mereka. Dengan demikian, pengetahuan dan empati dapat berkembang di kalangan penumpang.

Rasa syukur atas keselamatan setelah momen yang menegangkan sering kali membawa perspektif baru. Penumpang yang selamat bisa merayakan hidup dengan lebih berarti dan lebih menghargai keamanan yang ditawarkan dalam penerbangan. Menghadapi kekhawatiran dengan cara yang konstruktif bisa menjadi langkah awal dalam proses penyembuhan.

Mari kita ambil pelajaran dari kejadian ini, untuk lebih menghargai setiap momen yang kita miliki. Keselamatan adalah prioritas utama, tetapi tidak ada salahnya untuk tetap waspada dan menyebarkan kesadaran tentang pentingnya keselamatan di dunia penerbangan.

Iklan