Kegiatan membatik sebagai bagian dari terapi mental untuk Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara seni dan kesehatan mental. Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, kegiatan ini diadakan di Halaman Lingkungan Pondok Sosial, menjadi tempat rehabilitasi yang inovatif bagi belasan ODGJ yang ditampung oleh Dinas Sosial setempat.

Dengan menyediakan kain mori bertatahkan motif batik, canting, dan pewarna, para mahasiswa bergerak untuk mendampingi ODGJ dalam proses kreatif ini. Kegiatan membatik ini bukan hanya sekadar menciptakan karya seni, tetapi juga menjadi jembatan untuk mengingatkan mereka akan kekayaan budaya Indonesia.

Selain membatik, tanggal 17 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kebudayaan, sebuah perayaan yang dimaksudkan untuk merayakan keberagaman budaya di Tanah Air. Kementerian Kebudayaan menggelar acara di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, dengan tujuan menghargai kekayaan dan kedalaman budaya nusantara.

Hari Kebudayaan ini bertepatan dengan lahirnya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dan penandatanganan Peraturan Pemerintah terkait lambang negara Garuda Pancasila pada tahun 1951. Inisiatif ini menekankan pentingnya pelestarian serta penghormatan terhadap budaya yang ada.

Kesetaraan Melalui Seni: Terapi Membatik untuk ODGJ

Proyek membatik ini dilakukan dengan harapan agar ODGJ dapat kembali merasakan konektivitas dengan budaya Indonesia yang kaya. Alisa Dwi Endaryani, Project Officer ALSA FH Unej, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi alat untuk memperkuat identitas budaya di kalangan peserta yang sering terpinggirkan.

Hal ini juga sekaligus menjadi usaha untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap kondisi ODGJ. Dengan mengasah keterampilan membatik, mereka tidak hanya belajar seni tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan menumbuhkan rasa memiliki.

Membatik dapat mengentaskan stigma negatif yang sering kali melekat pada ODGJ. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dan keluarga dapat melihat mereka dari sudut pandang yang lebih positif, sebagai individu yang memiliki potensi dan bakat.

Pentingnya kegiatan ini tidak hanya terlihat dalam hasil batik yang diproduksi, tetapi juga dalam interaksi sosial yang terbentuk antara ODGJ dan mahasiwa. Hubungan ini memberikan rasa kebersamaan dan saling pengertian, yang merupakan langkah penting untuk pemulihan mental.

Perayaan Perdana Hari Kebudayaan di Indonesia

Hari Kebudayaan yang diperingati setiap 17 Oktober kali ini mengangkat tema “Merayakan Keberagaman,” dan menjadi momentum penting untuk mengingatkan masyarakat akan kekayaan budaya Indonesia. Kementerian Kebudayaan ingin menekankan bahwa keberagaman budaya adalah kekuatan yang harus dirayakan.

Acara yang berlangsung di Museum Benteng Vredeburg juga menjadi ajang penghargaan bagi lembaga-lembaga yang berkomitmen menjaga keberlangsungan budaya. Menteri Kebudayaan memberikan penghargaan kepada tujuh lembaga yang berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal.

Perayaan ini tidak hanya sekadar acara simbolis, tetapi juga dihadiri oleh masyarakat umum yang berpartisipasi aktif. Dengan berbagai atraksi seni dan budaya yang ditampilkan, acara ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai budaya Indonesia yang luhur.

Dari pertunjukan seni tradisional hingga workshop dan pameran, semua elemen ini bersinergi menciptakan pengalaman yang luar biasa. Dengan ini, masyarakat diajak untuk lebih mengenal dan menghargai budaya yang ada, termasuk mengajak generasi muda untuk menjaga warisan budaya mereka.

Pengakuan Internasional Terhadap Maskapai Terbaik di Dunia

Topik lain yang menarik perhatian adalah pengumuman penghargaan yang diterima oleh sebuah maskapai penerbangan internasional, yang dinobatkan sebagai maskapai kelas ekonomi terbaik di dunia. Penghargaan ini menekankan pentingnya pelayanan yang berkualitas tinggi di industri penerbangan.

Maskapai tersebut juga mendapat pengakuan untuk hiburan dalam pesawat yang terbaik, serta menempati posisi ketiga di antara maskapai terbaik secara keseluruhan. CEO maskapai ini, Ronald Lam, mengungkapkan komitmen mereka untuk memberikan pengalaman perjalanan yang luar biasa bagi semua penumpang.

Dengan fokus pada kenyamanan penumpang, maskapai ini menawarkan berbagai fasilitas modern. Kursi-kursi dalam kelas ekonomi dilengkapi dengan sandaran kepala yang dapat disesuaikan, rak khusus untuk gadget, dan layar pribadi yang memungkinkan penumpang untuk menikmati berbagai hiburan selama penerbangan.

Kenyamanan tersebut sebanding dengan standard makanan yang ditawarkan, di mana kualitas makanan tidak kalah dengan yang disajikan di restoran bintang Michelin. Pendekatan ini menunjukkan bahwa maskapai tersebut memahami pentingnya memberikan pengalaman yang menyeluruh dalam perjalanan.

Iklan