loading…
Aplikasi Face. FOTO/ Daily
Moscow baru-baru ini mengalami perubahan signifikan dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu perubahan tersebut adalah pelarangan fitur panggilan video FaceTime yang dikeluarkan oleh layanan Federal Pengawasan Komunikasi Rusia.
Pelarangan ini dipicu oleh klaim bahwa fitur tersebut digunakan untuk merencanakan aktivitas teroris, termasuk perekrutan penjahat serta penipuan. Pengguna di Rusia melaporkan kesulitan saat mencoba menjawab panggilan FaceTime, dengan notifikasi yang muncul menyatakan “Pengguna tidak tersedia”.
Tak hanya FaceTime, baru-baru ini Roblox juga mengalami nasib serupa. Aplikasi tersebut dilarang di Rusia akibat dugaan penyebaran konten ekstremis serta propaganda LGBTQ+. Kebijakan ini menunjukkan sikap keras Rusia terhadap aplikasi luar yang dianggap berkaitan dengan isu-isu sensitif.
Pelarangan Aplikasi Oleh Roskomnadzor di Rusia
Roskomnadzor, sebagai lembaga pengawasan komunikasi Rusia, mengambil langkah tegas terhadap aplikasi tertentu. Pelarangan ini dimotori oleh kekhawatiran akan kepentingan nasional dan keamanan publik. Dengan alasan tersebut, mereka mengklasifikasikan beberapa aplikasi sebagai ancaman.
Dari beberapa aplikasi yang diblokir, FaceTime dan Roblox menjadi fokus utama. Terlebih lagi, larangan terhadap Roblox datang dari penilaian bahwa konten yang tersedia di aplikasi tersebut dapat mempengaruhi kaum muda secara negatif. Pemblokiran ini menunjukkan pendekatan Rusia yang semakin ketat terhadap pengaruh asing.
Dengan munculnya kebijakan ini, banyak pengguna di Rusia merasa dirugikan. Bagi mereka, aplikasi-aplikasi tersebut adalah alat penting untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Namun, pemegang kebijakan memandang bahwa larangan ini adalah langkah yang perlu untuk melindungi masyarakat.
Dampak Terhadap Pengguna di Rusia
Pelarangan akses ke FaceTime dan Roblox berpotensi mengganggu cara pengguna berinteraksi. Keterbatasan tersebut tentunya akan menjadi penghalang bagi komunikasi yang bebas dan efektif. Sementara itu, Roskomnadzor menganggap bahwa tindakan ini adalah upaya mengendalikan informasi.
Pengguna yang terganggu oleh kebijakan ini menyuarakan pendapat mereka melalui berbagai saluran. Banyak dari mereka mengekspresikan rasa frustrasi terhadap pemerintah yang dianggap mengekang kebebasan berkomunikasi. Dampak sosial dari pelarangan aplikasi tersebut pun berimbas pada hubungan antar individu.
Selain itu, terdapat juga dampak terhadap pengembangan teknologi di Rusia. Para developer lokal harus beradaptasi dengan kondisi yang ada, memunculkan aplikasi alternatif yang dapat berfungsi serupa. Hal ini menandakan pergeseran pendekatan terhadap teknologi dan inovasi dalam negeri.
Sejarah Pemblokiran Aplikasi di Rusia
Sejak dimulainya konflik di Ukraina, Rusia telah meningkatkan pemblokiran terhadap aplikasi asing. Kebijakan ini terdiri dari berbagai aplikasi yang dianggap berpotensi memengaruhi stabilitas dan keamanan negara. Tindakan tersebut menunjukkan sikap defensif yang semakin meningkat dalam menghadapi dunia luar.
Dua tahun lalu, larangan bagi pegawai negeri menggunakan perangkat Apple mengindikasikan ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat. Tuduhan bahwa Apple membantu AS untuk memata-matai pegawai negeri menjadi salah satu alasan utama. Hal ini bisa dianggap sebagai langkah awal dalam pemblokiran aplikasi lebih lanjut.
Dari perspektif pemerintah, langkah-langkah tersebut diambil untuk melindungi kepentingan nasional. Tetapi, pada sisi lain, hal ini juga menghasilkan kerugian bagi banyak individu yang bergantung pada teknologi untuk kehidupan sehari-hari mereka.




