loading…

Pembangunan Pusat Data Bawah Laut Shanghai. FOTO/ DAILY

BEIJING – China telah menyelesaikan tahap pertama pembangunan pusat data bawah laut (UDC) yang dikembangkan oleh Shanghai Hailanyun Technology, sebuah langkah menuju infrastruktur digital yang lebih berkelanjutan dan hemat energi.

Tiongkok telah menyelesaikan tahap pertama pembangunan pusat data bawah laut (UDC) di Lin-gang, Shanghai dengan kapasitas 2,3 MW, menggunakan tenaga angin lepas pantai dan pendinginan air laut untuk operasi yang lebih berkelanjutan.

UDC ini diharapkan dapat mengurangi biaya pendinginan sekitar 10% dibandingkan dengan 50% pada pusat data konvensional, mendukung target pemrosesan 200 exaFLOPS pada tahun 2027.

Proyek ini sejalan dengan upaya untuk menjadikan Shanghai sebagai kota pintar dan mendukung inisiatif pemerintah Tiongkok untuk mengurangi konsumsi energi dan air dalam operasi digital.

Proyek yang berlokasi di Lin-gang, Shanghai ini menelan biaya RMB 1,6 miliar dan menggunakan listrik yang dihasilkan oleh kincir angin lepas pantai berkapasitas 24 MW.

Sistem pendingin ini hanya menggunakan air laut, sehingga mengurangi ketergantungan pada air tawar.

Pusat data bawah laut di Shanghai adalah inovasi yang menggabungkan teknologi canggih dengan pendekatan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan digital masa depan. Langkah ini tidak hanya menandai kemajuan dalam infrastruktur teknologi, tetapi juga membawa perhatian global pada efisiensi energi yang semakin penting di era digital.

Dengan pembangunan ini, Shanghai berupaya menjadi pusat teknologi yang ramah lingkungan. Menggunakan sumber daya alam, seperti tenaga angin dan air laut, menjadi solusi inovatif untuk tantangan energi yang dihadapi oleh pusat data tradisional saat ini.

Inovasi Teknologi: Solusi Ramah Lingkungan untuk Kebutuhan Energi Masa Kini

Pembangunan pusat data bawah laut ini menunjukkan bagaimana inovasi dapat membawa perubahan positif. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, proyek ini menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Tidak hanya efisiensi energi, sistem pendinginan yang menggunakan air laut mengurangi pemakaian air tawar yang semakin langka. Hal ini menjadi perhatian penting, terutama di tengah tantangan global terhadap sumber daya alam.

Fokus pada penggunaan energi terbarukan menjadi bagian dari strategi pemerintah Tiongkok dalam mengurangi emisi karbon. Dengan target ambisius untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030, proyek ini sejalan dengan komitmen untuk keberlanjutan lingkungan.

Keberhasilan proyek ini dapat menjadi model bagi negara lain yang ingin mengembangkan pusat data serupa. Inovasi seperti ini diharapkan dapat mengubah cara kita memandang kebutuhan infrastruktur digital di masa mendatang.

Investasi yang dihabiskan dalam proyek ini, yaitu RMB 1,6 miliar, menunjukkan keseriusan dan komitmen terhadap pengembangan teknologi yang lebih hijau. Keputusan untuk menggunakan kincir angin berkapasitas besar juga mencerminkan potensi energi terbarukan yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Dampak Pusat Data Bawah Laut terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Pusat data ini tidak hanya menawarkan solusi teknologi yang efisien, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan menarik investasi, proyek ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Pengurangan biaya pendinginan hingga 10% diharapkan dapat menarik lebih banyak perusahaan untuk berinvestasi di Shanghai. Fleksibilitas biaya ini akan memudahkan perusahaan untuk memperluas operasional digital mereka tanpa membebani keuangan.

Sistem pendingin yang efisien juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon. Dalam jangka panjang, ini dapat mendukung pencapaian target keberlanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat serta memperbaiki kualitas lingkungan.

Proyek ini juga berpotensi menciptakan kesadaran tentang pentingnya teknologi hijau di kalangan pelaku industri. Dengan meningkatkan pemahaman mengenai energi terbarukan, lebih banyak perusahaan dapat terinspirasi untuk mengikuti jejak yang sama.

Secara keseluruhan, pusat data bawah laut ini menjadi contoh nyata bahwa kemajuan teknologi dan keberlanjutan dapat berjalan seiring. Mengintegrasikan kedua aspek ini menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global di masa depan.

Proyek ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan infrastruktur digital yang berkelanjutan. Inovasi terus berkembang, dan pusat data ini diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang semakin kompleks di dunia digital.

Dengan target pemrosesan hingga 200 exaFLOPS pada tahun 2027, kapasitas dan efisiensi pusat data ini menunjukkan visi yang jelas. Tiongkok berupaya mengambil posisi terdepan dalam dunia digital global yang semakin kompetitif.

Seiring dengan perkembangan teknologi, penting bagi setiap proyek untuk mempertimbangkan dampak lingkungan. Proyek ini menunjukkan bahwa teknologi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan untuk menciptakan solusi yang lebih baik.

Melalui kolaborasi antara teknologi terbarukan dan tradisional, pusat data ini diharapkan dapat menjadi pelopor dalam perubahan paradigma industri. Keberhasilan proyek ini dapat membuka jalan bagi inovasi lebih lanjut dalam bidang teknologi bawah laut.

Dengan langkah-langkah ini, Tiongkok tidak hanya menciptakan infrastruktur teknologi yang handal, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap masa depan yang lebih hijau. Harapan untuk mengedepankan keberlanjutan menjadi kunci dalam era digital yang terus berkembang.

Iklan