Film horor berjudul “Good Boy” telah menarik perhatian banyak penonton di tahun 2025. Mengangkat tema supernatural, film ini memberikan perspektif unik melalui sudut pandang seekor anjing yang mengikuti tuannya pindah ke sebuah rumah terisolasi di pedesaan.
Sutradara Ben Leonberg mengungkapkan bahwa perjalanan untuk menemukan karakter utama film ini, seekor anjing bernama Indy, cukup panjang. Indy adalah anjing peliharaan yang berjenis Nova Scotia Tolling Retriever dan saat ini berusia delapan tahun.
Leonberg, bersama istrinya Kari Fischer, menghabiskan lebih dari 400 hari di lokasi syuting selama tiga tahun untuk menyelesaikan film yang merupakan debut Indy sebagai bintang layar lebar. Proses ini menunjukkan betapa melelahkannya mengarahkan seekor anjing yang tidak mengerti konsep berakting.
Proses Produksi yang Menantang dan Mengasyikkan
Leonberg menjelaskan bahwa anjing sangat berbeda dari aktor manusia, yang biasanya memahami bahwa mereka sedang berakting. Sebaliknya, Indy hanya bermain dan menjelajahi lokasi sesuai instingnya, sering kali mencari tupai daripada berfokus pada kamera.
“Indy tidak menyadari bahwa dia sedang membuat film,” ungkap Leonberg. Saat proses syuting, mereka bahkan harus menghabiskan tiga jam untuk mendapatkan satu adegan yang sempurna.
“Dia tidak memiliki banyak trik untuk ditunjukkan. Kami berusaha keras memanfaatkan setiap detik bersamanya,” tambahnya, menegaskan bahwa Indy adalah teman, bukan hanya sekadar aktor.
Sementara itu, selama proses produksi, Leonberg dan tim sesekali menggunakan boneka anjing pengganti bernama Findy. Boneka ini membantu mereka mengatur pencahayaan dan menciptakan situasi saat Indy terganggu.
“Terkadang Indy menyangka Findy adalah dirinya sendiri dan jadi bingung,” kata Leonberg yang merasa lucu melihat reaksi Indy terhadap boneka tersebut.
Kisah Menegangkan Dalam “Good Boy”
Cerita “Good Boy” berfokus pada Indy yang setia menemani tuannya pindah ke rumah pedesaan baru. Meskipun awalnya hidup damai, situasi ini berubah seiring munculnya ancaman supernatural yang mengintai.
Indy bukan hanya sekedar penonton; ia ikut terlibat dalam berbagai situasi aneh yang mengganggu ketenangan rumah mereka. Setiap kali makhluk kegelapan muncul, Indy harus melindungi tuannya dengan segala cara.
Keberanian Indy dalam menghadapi situasi mencekam menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. Film ini menawarkan ketegangan yang tidak hanya berasal dari elemen horor, tetapi juga dari ikatan emosional antara anjing dan tuannya.
“Ini adalah kisah tentang cinta dan kesetiaan di tengah ketakutan,” jelas Leonberg. Kombinasi dari dua elemen ini menciptakan nuansa yang dramatis sekaligus menarik.
Film “Good Boy” akan ditayangkan di bioskop Indonesia pada 8 Oktober. Penonton diharapkan merasakan pengalaman menegangkan melalui pandangan seekor anjing yang setia.
Indy dan Tantangan sebagai Pemain Utama
Leonberg menegaskan, meskipun Indy tampil sebagai bintang, tantangan terbesar justru datang dari cara mengarahkan gerakan dan ekspresi anjing tersebut. “Ada kalanya saya berharap dia berdiam di tempat atau berpura-pura takut, tetapi ia malah berlari ke arah lain,” jelasnya.
Kesalahan atau ketidaksesuaian gerakan ini menambah tantangan bagi Leonberg dalam memastikan film tetap berada dalam jalur yang diinginkan. “Mengendalikan Indy sama seperti mengarahkan aktor yang memiliki kepribadian sendiri,” tambahnya.
Proses pengambilan gambar yang panjang kadang diwarnai momen lucu, saat Indy menunjukkan tingkah khas anjing yang tak terduga. Meski terkadang sulit, Leonberg menganggap semua pengalaman ini sangat berharga.
Leonberg mengharapkan penonton tidak hanya dihibur tetapi juga terpesona oleh kemampuan Indy dalam menyampaikan cerita. “Saya ingin penonton merasakan pengalaman emosional saat melihat Indy berjuang melindungi tuannya,” katanya.
Indy menjadi simbol dari ketulusan dan loyalitas, elemen-elemen yang penting dalam narasi film ini, membuatnya lebih dari sekedar film horor biasa.