loading…
Kumburan Zombie Dikelilingi Jimat Ditemukan. FOTO/ INDY
Makam ini dilengkapi jimat-jimat untuk mencegah jenazah bangkit dari kematian.
Museum Prasejarah Negara Bagian Saxony-Anhalt, Halle (atau ‘Landesmuseum für Vorgeschichte Halle’ dalam bahasa Jerman aslinya) membagikan penemuan tersebut ke Facebook pada April 2024, dengan seorang pria yang diyakini berusia antara 40 dan 60 tahun ditemukan dengan sebuah batu diletakkan di atas kakinya.
Batu itu memiliki panjang 100 sentimeter (3,2 kaki), lebar 50 sentimeter (1,6 kaki), dan tebal 10 cm (sekitar empat inci). Pria itu diletakkan dalam posisi miring ke kiri.
JD Vance diejek karena mengklaim bahwa warga Amerika tidak perlu lagi ‘meminta maaf karena berkulit putih’.
Rilis berkas Epstein oleh Departemen Kehakiman memicu meme viral seputar seorang selebriti yang tak terduga.
“Harus diasumsikan bahwa batu itu diletakkan di sana karena suatu alasan, mungkin untuk menahan orang mati di dalam kubur dan mencegahnya kembali,” demikian terjemahan dari unggahan yang dilaporkan oleh Popular Mechanics.
Penemuan arkeologis terbaru di Jerman telah menarik perhatian banyak kalangan, bukan hanya para sejarawan dan arkeolog, tetapi juga masyarakat umum. Makam yang ditemukan di Oppin ini menunjukkan bagaimana masyarakat di masa lalu berupaya mengatasi ketakutan terhadap kematian dan hal-hal gaib. Sementara itu, jimat yang ditemukan di makam ini memberikan gambaran tentang keyakinan spiritual dan ritual yang dianut pada zaman itu.
Kehidupan di Zaman Perunggu dipenuhi dengan misteri dan tradisi yang jarang tercatat dalam catatan sejarah. Melalui penemuan ini, kita bisa sedikit memahami pandangan mereka terhadap kehidupan setelah mati. Ditemukan dengan jimat dan batu berat, makam ini menawarkan wawasan mendalam tentang cara masyarakat primitif memaknai kematian dan cara mereka berusaha melindungi diri dari ancaman supernatural.
Penemuan Menarik: Makam dan Jimat dari Zaman Perunggu
Makam yang ditemukan di Oppin mengungkapkan fitur menarik dari kebudayaan Zaman Perunggu. Jimat yang digunakan berfungsi sebagai penghalang untuk menghindari hal-hal yang dianggap berbahaya setelah kematian. Analisis lebih lanjut terhadap jimat ini dapat memberikan informasi berharga tentang kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat pada zaman itu.
Posisi mayat yang miring, di bawah tekanan batu besar, menunjukkan upaya yang sangat serius untuk mencegah bangkitnya jenazah. Praktik seperti ini mungkin mencerminkan ketakutan mendalam terhadap kematian dan kepercayaan akan kehidupan setelah mati yang berpotensi membahayakan. Para arkeolog percaya bahwa penemuan ini bukanlah kasus tunggal, melainkan bagian dari temuan yang lebih luas.
Studi terhadap struktur makam dan objek yang ditemukan di dalamnya menunjukkan adanya pola-pola signifikan yang dapat membantu memahami tradisi dan praktik penguburan di kalangan masyarakat Zaman Perunggu. Penemuan serupa di lokasi lain menunjukkan kemungkinan adanya pertukaran budaya yang mempengaruhi ritual kematian mereka.
Implikasi Budaya dari Penemuan Ini
Penemuan makam ini membawa implikasi budaya yang penting, tidak hanya bagi masyarakat ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi pemahaman sejarah secara umum. Setiap jimat dan artefak yang ditemukan di dalam makam ini memperkuat pentingnya ritual dan keyakinan spiritual yang dianut mereka. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Zaman Perunggu mengatasi ketidakpastian dan ketakutan.
Ritual dan simbolisme yang ditemukan dalam penemuan ini menunjukkan bahwa kematian dianggap sebagai suatu peristiwa penting yang harus dihormati, dicegah, atau dipersiapkan. Kepercayaan untuk melindungi diri dari kemungkinan bangkitnya jenazah menjadi cermin dari rasa ingin tahu dan ketidakpastian akan nasib setelah mati.
Dengan penemuan ini, diskusi tentang kepercayaan kuno dan tradisi pemakaman menjadi semakin kaya. Para peneliti kini lebih terdorong untuk menginvestigasi dan membandingkan dengan penemuan serupa di lokasi lain. Penemuan ini memberikan peluang untuk mengumpulkan lebih banyak data yang dapat memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah manusia.
Konteks Sejarah: Zaman Perunggu dan Keyakinan Spiritualitas
Zaman Perunggu berlangsung sekitar 3300 hingga 1200 SM, dan ditandai dengan penggunaan logam dalam alat dan senjata. Pada masa ini, banyak komunitas mengembangkan cara unik mereka sendiri dalam penguburan dan ritual berkaitan dengan kehidupan setelah mati. Penemuan di Oppin adalah contoh yang menceritakan kandungan sejarah tersebut.
Orang-orang di Zaman Perunggu sering melakukan ritual yang terkait dengan kepercayaan akan kehidupan setelah mati. Banyak artefak, termasuk jimat, ditemukan dalam makam sebagai bentuk persiapan untuk perjalanan ke dunia selanjutnya. Tradisi ini mencerminkan harapan akan keselarasan di kehidupan setelah kematian.
Ritual dan kepercayaan inilah yang sering menjadi dasar berbagai aspek dalam kebudayaan mereka. Melalui artefak seperti jimat dan posisi jenazah, dapat dilihat bagaimana orang-orang di zaman tersebut meranggul harapan dan ketakutan mereka. Konteks sejarah seperti inilah yang memberikan makna lebih dalam terhadap penemuan di Oppin dan penemuan lainnya di lokasi berbeda di Eropa.




