loading…
Airbus Berniat Tak Menggunakan AWS, Google, dan Microsoft. FOTO/ DAILy
AS dapat memblokir perangkat lunak buatan perusahaan lokal agar tidak digunakan oleh negara lain, sehingga menimbulkan kekhawatiran keamanan operasional.
Airbus sedang mempertimbangkan untuk memindahkan sistem kritisnya dari infrastruktur Amazon Web Services, Google, dan Microsoft ke sistem cloud Eropa yang berdaulat.
Keputusan ini diambil di tengah ancaman denda AS terhadap perusahaan teknologi Eropa dan dampak pembatasan perangkat lunak AS terhadap Huawei dan Microsoft pada produk-produk China,
Di bawah pemerintahan Trump, negara-negara asing mulai menyadari bahwa ketergantungan pada perangkat lunak buatan AS dapat melumpuhkan operasi dan, dalam kasus yang lebih serius, dapat dipantau oleh badan intelijen.
Portal teknologi The Register melaporkan bahwa Airbus sedang mempertimbangkan untuk memindahkan sistem kritisnya dari infrastruktur yang dimiliki oleh Amazon Web Services, Google, dan Microsoft karena alasan tersebut.
Airbus telah menjadi salah satu pelopor dalam industri penerbangan yang berfokus pada inovasi dan keamanan. Dalam rangka menjaga integritas data serta memastikan operasi yang efisien, perusahaan ini mulai mempertimbangkan langkah besar dalam mengelola sistem teknologi informasi mereka.
Kekhawatiran utama yang dihadapi adalah potensi pemblokiran perangkat lunak oleh Amerika Serikat, yang dapat mempengaruhi operasi internasional mereka. Dalam konteks ini, keamanan data dan kemandirian teknologi menjadi fokus intelijen global.
Pergeseran ini mencerminkan pemahaman yang lebih luas tentang risiko ketergantungan pada penyedia teknologi besar yang berbasis di AS. Langkah ini tidak hanya penting bagi Airbus, tetapi juga menjadi refleksi dari kebutuhan industri lainnya untuk berpindah ke solusi yang lebih transparan dan dapat diandalkan.
Peralihan dari Penyedia Layanan Cloud yang Berbasis di AS ke Eropa
Pindah ke sistem cloud Eropa yang berdaulat, Airbus bertujuan untuk menghindari risiko yang dapat mengganggu operasional mereka. Skenario pemblokiran perangkat lunak mengindikasikan bahwa ketergantungan pada supplier asing dapat menimbulkan konsekuensi serius.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri penerbangan telah semakin bergantung pada cloud untuk manajemen data dan operasional. Namun, kekhawatiran akan privasi dan kontrol telah mendorong Airbus untuk mengeksplorasi opsi alternatif.
Dengan beralih kepada penyedia cloud Eropa, Airbus berharap dapat meningkatkan kepercayaan para klien dan mitra, serta meminimalkan dampak negatif dari ancaman eksternal. Ini merupakan langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis.
Signifikansi Keputusan Ini Bagi Industri Teknologi
Keputusan Airbus tersebut menawarkan wawasan krusial terkait dinamika industri teknologi, terutama dalam konteks geopolitik saat ini. Dengan semakin kompleksnya hubungannya, perusahaan teknologi Eropa memiliki peluang untuk memperkuat posisi di pasar global.
Reaksi terhadap tindakan AS bisa memicu perubahan dalam pendekatan perusahaan-perusahaan lain, mendorong mereka untuk mengevaluasi ketergantungan mereka pada teknologi asing. Dari perspektif industri, ini berarti pergeseran ke arah inovasi yang lebih mandiri.
Inisiatif semacam ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memicu pertumbuhan ekonomi di Eropa. Industri yang lebih tangguh akan menghasilkan lebih banyak inovasi dan kestabilan dalam menghadapi tantangan global.
Pengaruh Terhadap Hubungan Internasional dan Ekonomi Global
Langkah yang diambil oleh Airbus dapat memengaruhi hubungan internasional dalam konteks ekonomi dan diplomasi. Dengan memperkuat teknologi lokal, negara-negara Eropa dapat lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada kekuatan besar lainnya.
Situasi ini bisa berpotensi menciptakan kerentanan baru dalam jaringan perdagangan global. Ketika negara-negara berupaya untuk melindungi kepentingan mereka, konsekuensi jangka panjang bisa menciptakan ketegangan baru yang meresahkan pasar internasional.
Keputusan strategis semacam ini mempertimbangkan tidak hanya kepentingan jangka pendek tetapi juga dampak di masa depan. Sementara perusahaan untuk saat ini dapat mengurangi risiko operasional, mereka juga harus memperhatikan dinamika geopolitik yang lebih luas.




