loading…
Bahasa Kuno yang Tidak Diketahui Ditemukan. FOTO/ DAILY
LONDON – Para arkeolog di Turki perlahan-lahan mengungkap rahasia bahasa kuno yang sebelumnya tidak diketahui. Dan di antaranya adalah terungkapnya bahwa peradaban yang telah lama terlupakan menggunakan bahasa untuk mempromosikan multikulturalisme dan stabilitas politik.
Tablet tanah liat kuno yang digali dari para arkeolog, di ibu kota kuno Kekaisaran Het di Hattusa, baru-baru ini ditemukan berisi bahasa yang sebelumnya tidak diketahui.
Para peneliti telah membersihkan hampir 30.000 tablet unik di lokasi kejadian – sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO – yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Hittite, dan beberapa dalam bahasa baru.
Penggalian yang sedang berlangsung sejak saat itu telah mengungkap bahwa layanan sipil kekaisaran memiliki seluruh departemen yang tugasnya meneliti agama rakyat yang menjadi subjeknya.
Temuan Arkeologi yang Mengubah Pemahaman Kita Tentang Bahasa Kuno
Pemahaman kita tentang bahasa kuno sering kali tergantung pada artefak yang ditemukan di situs-situs arkeologi. Dalam hal ini, tablet yang ditemukan di Hattusa memberikan wawasan berharga tentang perilaku sosial dan politik pada zaman kuno.
Dengan total lebih dari 30.000 tablet, para peneliti menemukan bahwa bukan hanya satu bahasa yang digunakan, tetapi banyak varian bahasa yang mencerminkan keragaman budaya di kawasan tersebut. Penemuan ini memicu pertanyaan baru tentang bagaimana kebudayaan-kebudayaan kuno berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Penggalian ini bukan hanya sekedar membongkar artefak, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana manusia purba berkomunikasi. Hal ini menjadikan Hattusa sebagai fokus kajian linguistik dan sejarah yang semakin mendalam.
Peran Tablet Dalam Memahami Dinamika Sosial
Tablet-tablet ini tidak hanya menyimpan informasi linguistik, tetapi juga bisa menjadi bukti mengenai struktur sosial pada masa itu. Layanan sipil yang terorganisir dengan baik menunjukkan bahwa ada aturan dan norma yang mengatur interaksi antarmanusia.
Melalui penelitiannya, arkeolog juga menemukan bahwa agama memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak tablet yang berisi teks-teks yang menunjukkan bagaimana kepercayaan religius berfungsi dalam masyarakat kompleks.
Berbagai bahasa yang ada dalam tablet menggambarkan betapa pentingnya toleransi dan koeksistensi antara beragam komunitas. Ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat kuno bisa hidup berdampingan meskipun memiliki perbedaan yang signifikan.
Pengetahuan Baru tentang Multikulturalisme di Zaman Kuno
Hasil penggalian ini menjelaskan bahwa multikulturalisme bukanlah konsep baru bagi peradaban manusia. Temuan bahasa-bahasa yang berbeda menunjukkan bagaimana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat berkolaborasi dan menjaga stabilitas politik.
Di Hattusa, masyarakat yang beragam ini menciptakan suatu kontak sosial yang positif, meskipun terdapat tantangan politik dan religius. Penemuan ini mendorong kita untuk melihat kembali sejarah dan memahami respons masyarakat terhadap perbedaan.
Penggunaan bahasa sebagai alat untuk mendukung multikulturalisme tak hanya terbatas pada Kekaisaran Het. Ini menjadi contoh sejarah yang menunjukkan bagaimana keragaman dapat memperkuat kekuatan suatu peradaban.