loading…

Bahan Kimia Plastik . FOTO/ DOK Daily

LONDON – Paparan bahan kimia yang umum ditemukan dalam plastik selama masa kanak-kanak dapat menimbulkan risiko kesehatan serius hingga dewasa, menurut analisis ratusan studi terbaru yang diterbitkan Senin di jurnal The Lancet Child & Adolescent Health.

BACA JUGA – Maksimalkan Riset di Kampus, Kemendikbudristek Buka Program Riset Keilmuan

Seperti dilansir dari DPA, studi ini memperingatkan bahwa plastik di lingkungan mengancam kesehatan anak-anak, dengan menyoroti tiga kelompok utama bahan kimia: ftalat yang meningkatkan fleksibilitas, bisfenol yang menambah kekuatan, dan zat perfluoroalkil (PFAS) dan polifluoroalkil (PFAS) yang membuatnya tahan panas dan air.

Penulis utama Leonardo Trasande, seorang profesor pediatri di NYU Grossman School of Medicine di New York, mengatakan bahan kimia tersebut ditemukan dalam barang-barang sehari-hari termasuk kemasan makanan, kosmetik, dan bahkan struk kertas.

Misalnya, memanaskan plastik dalam microwave dapat melepaskan mikroplastik dan nanopartikel yang kemudian dapat tertelan.

Studi tersebut menyatakan terdapat bukti kuat bahwa zat-zat dari produk plastik berkontribusi terhadap penyakit berbagai organ dan mengganggu fungsi hormon, berdasarkan studi laboratorium dan manusia.

Pada zaman modern ini, penggunaan plastik tidak dapat terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam barang, mulai dari kemasan makanan hingga produk kebersihan, mengandung bahan kimia yang tersembunyi di dalamnya. Terlebih lagi, paparan zat-zat tersebut berlangsung sejak usia dini, yang dapat dimulai dari bayi hingga anak-anak yang sedang tumbuh.

Dalam konteks ini, penting untuk menyadari dampak jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh bahan kimia dalam plastik. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar zat-zat ini dapat mengalami masalah kesehatan yang serius di masa depan, yang tentunya menjadi perhatian bagi orang tua dan masyarakat luas.

Pentingnya Memahami Risiko Bahan Kimia Plastik untuk Kesehatan Anak

Pemahaman tentang risiko yang ditimbulkan oleh bahan kimia plastik sangatlah krusial. Anak-anak adalah kelompok yang rentan, dan paparan bahan kimia tersebut dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa zat kimia tertentu dapat mengganggu perkembangan hormon dan memengaruhi pertumbuhan fisik anak.

Dampak negatif ini tidak hanya terlihat dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa paparan awal dapat berpotensi meningkatkan risiko penyakit di kemudian hari, termasuk masalah reproduksi dan perkembangan berbagai organ.

Kesehatan mental anak juga bisa terpengaruh, di mana beberapa penelitian mengindikasikan adanya hubungan antara paparan bahan kimia dan gangguan perkembangan kognitif. Dalam penelitian terbaru, penekanan diberikan pada pentingnya perlindungan anak-anak dari zat-zat berbahaya ini.

Jenis Bahan Kimia Berbahaya dalam Plastik yang Perlu Diperhatikan

Tiga kelompok utama bahan kimia yang menjadi sorotan adalah ftalat, bisfenol, dan zat perfluoroalkil. Ftalat, yang biasa digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas plastik, terkait dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormonal. Sedangkan bisfenol, yang sering dijumpai dalam kemasan makanan, dapat menyebabkan efek negatif pada sistem endokrin.

Zat perfluoroalkil atau PFAS dikenal karena ketahanannya terhadap panas dan air, yang membuatnya banyak digunakan dalam berbagai produk. Namun, seiring memudarnya sifat-sifat ini, PFAS dapat meninggalkan residu berbahaya yang dapat terakumulasi dalam tubuh dan lingkungan.

Karena banyak bahan kimia ini bersifat lengket dan sulit terurai, mereka dapat bertahan lama dalam ekosistem. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut tentang dampak jangka panjang bagi kesehatan dan lingkungan.

Upaya Perlindungan terhadap Paparan Bahan Kimia Plastik

Untuk meminimalisir risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia dalam plastik, langkah-langkah pencegahan perlu diambil. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memilih produk yang bebas dari bahan berbahaya. Banyak produsen kini mulai menawarkan alternatif yang lebih aman, seperti kemasan yang terbuat dari bahan organik.

Pendidikan kepada orang tua dan masyarakat juga menjadi kunci dalam upaya ini. Mengetahui cara-cara untuk mengurangi paparan, seperti tidak memanaskan plastik di dalam microwave, dapat membuat perbedaan signifikan dalam kesehatan anak.

Pemerintah juga diharapkan berperan aktif dalam mengatur penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk konsumen. Melalui regulasi yang ketat, diharapkan masyarakat dapat terlindungi dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut.

Iklan