Super Topan Ragasa diperkirakan akan mengakibatkan dampak yang signifikan ketika menerjang Hong Kong pada malam hari, tepatnya pada 22 September. Kecepatan angin yang sangat tinggi menjadi perhatian utama, dan otoritas cuaca di wilayah tersebut sudah mempersiapkan sejumlah peringatan untuk mengantisipasi bahaya yang bisa ditimbulkan.

Peringatan badai tropis diharapkan keluar pada pukul 12.20 siang, dan ada kemungkinan peningkatan status peringatan. Kecepatan angin yang menghampiri Hong Kong membuat situasi ini semakin mendesak dan mengkhawatirkan bagi penduduk setempat.

Pada pukul 05.00 waktu setempat, Ragasa terdeteksi melintasi Selat Luzon dengan angin yang mencapai 230 km/jam. Masyarakat di Hong Kong diimbau untuk bersiap-siap, karena jangkauan serta kekuatan topan ini sangat luas.

Persiapan Menghadapi Topan Ragasa di Hong Kong

Choy Chun-wing, seorang pejabat cuaca, menyatakan bahwa dampak dari Ragasa sangat mungkin lebih parah dibandingkan topan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kecepatan pergerakan yang cepat serta jangkauan yang luas dari badai ini. Penduduk di sepanjang pantai Guangdong diharapkan untuk mempersiapkan diri secara maksimal agar dapat menghadapi ancaman ini dengan lebih baik.

Choy menekankan pentingnya kesiapsiagaan mengingat badai ini tidak diperkirakan akan melemah sebelum mendekati kota. Oleh karena itu, warga diharapkan memperhatikan situasi dengan seksama dan mengikuti arahan dari lembaga perlindungan setempat.

Peringatan banjir juga dikeluarkan untuk wilayah-wilayah yang berpotensi terendam banjir. Mengingat pengalaman dengan topan-topan sebelumnya, ancaman banjir kali ini bisa lebih parah jika terjadi hujan lebat dan gelombang tinggi bersamaan dengan pasang surut.

Tanda-Tanda Awal dari Topan Ragasa

Sebelum topan mendekat, otoritas cuaca mengingatkan bahwa angin akan mulai menguat pada malam sebelumnya. Kekuatan angin yang mencapai badai tropis diprediksi akan mengganggu aktivitas sehari-hari penduduk setempat. Kondisi cuaca yang memburuk juga dapat menimbulkan sejumlah masalah, termasuk dalam transportasi.

Sinar matahari yang biasanya menerangi kawasan itu akan digantikan oleh awan gelap beserta hujan deras. Nuansa tidak menyenangkan ini bisa dirasakan lebih awal bagi warga yang tinggal di sekitar pantai. Oleh karena itu, mereka disarankan untuk segera mencari tempat yang lebih aman.

Banjir lokal di daerah yang rendah merupakan ancaman nyata, dan masyarakat diimbau untuk tetap tinggal di rumah jika sudah timbul tanda-tanda cuaca buruk. Caution sangat diperlukan untuk menghindari risiko yang tidak perlu.

Dampak Potensial dari Topan Ragasa terhadap Indonesia

Pada 21 September, badan meteorologi Indonesia mengeluarkan prediksi mengenai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh Siklon Tropis Ragasa. Meskipun siklon ini bergerak menjauh dari Indonesia, dampak tidak langsungnya tetap dirasakan di beberapa wilayah tertentu. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diharapkan akan terjadi di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Badan Meteorologi juga mencermati daerah perairan Kepulauan Sangihe – Talaud, di mana gelombang tinggi diperkirakan menjadi ancaman serius bagi para nelayan dan pengguna laut. Gelombang laut dapat mencapai ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter, dan masyarakat diimbau untuk waspada saat beraktivitas di laut.

Pentagon untuk kesadaran akan dampak iklim ini sangat penting, terutama bagi yang tinggal di daerah pesisir. Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti informasi terbaru dari otoritas setempat dan bersiap untuk kemungkinan cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

Iklan